Di tengah krisis energi, Indonesia berhasil menjadi produsen biodiesel nomor satu di dunia. Bahkan, Indonesia menyumbang 18 persen dari pasokan biodiesel global. Menurut Laporan Status Terbarukan Global 2022 (Renewables Global Status Report 2022) yang diterbitkan oleh komunitas global sains dan riset REN 21, energi terbarukan di Asia sedang meningkat pesat. Dalam 10 tahun terakhir, produksi biodiesel di Asia naik dari 29 persen menjadi 38 persen.
Menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) pada November 2021, tercatat 135 negara berjanji mencapai nol emisi gas rumah kaca pada 2050. Namun, hanya 84 negara yang punya target ekonomi yang luas untuk energi terbarukan, dan hanya 36 yang menargetkan 100 persen energi terbarukan. Terbukti, sebagian besar peningkatan penggunaan energi global pada 2021 dipenuhi oleh bahan bakar fosil, yang menghasilkan lonjakan emisi karbon dioksida terbesar dalam sejarah, naik lebih dari 2 miliar ton di seluruh dunia.
Dokumen GSR 2022 mengungkapkan meskipun ada komitmen baru untuk aksi iklim, pemerintah masih memilih memberi subsidi untuk produksi bahan bakar fosil dan digunakan sebagai pilihan pertama untuk mengurangi dampak krisis energi. Dalam kurun waktu 2018 hingga 2020, pemerintah sudah menghabiskan US$18 triliun, atau sekitar 7 persen dari PDB global pada 2020 untuk subsidi bahan bakar fosil.