IFG Progres menyimpulkan lini bisnis asuransi kredit memiliki tingkat profitabilitas terendah jika dibandingkan dengan lini bisnis asuransi umum lainnya. Hal ini diungkap dalam studi terbaru berjudul “Asuransi Umum Indonesia: Kondisi dan Tantangan”. Lembaga riset di bawah Indonesia Financial Group (IFG) ini mengambil kesimpulan setelah mengevaluasi data dari 30 perusahaan asuransi umum dengan total market share premi sekitar 87 persen dari total premi industri secara keseluruhan pada 2020.
Head of IFG Progress Reza Siregar mengungkapkan selama lima tahun terakhir, rasio beban klaim (loss ratio) lini bisnis asuransi kredit relatif lebih tinggi dari rasio beban klaim keseluruhan. Selain itu, tren rasio beban kredit yang menanjak juga perlu menjadi perhatian.
Menurut Reza, regulator perlu melakukan pengawasan dan analisis lebih komprehensif terhadap kinerja asuransi umum khususnya di lini bisnis kredit, mengingat bisnis asuransi kredit ini tercatat sebagai kontributor premi tertinggi ke-3 terhadap total premi asuransi umum Indonesia. Kinerja yang buruk di lini kredit dapat memengaruhi performa industri asuransi umum secara keseluruhan. Tingginya premi dari lini bisnis kredit juga mengindikasikan bahwa aktivitas di sektor perbankan Indonesia memiliki keterkaitan dengan sektor asuransi melalui eksposur kredit perbankan yang cukup besar.