Eks wakil menteri Luar Negeri sekaligus Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mewanti-wanti potensi risiko jika Indonesia betul-betul mengirim pasukan ke Jalur Gaza, Palestina. Dino mengatakan Indonesia harus mempersiapkan dengan serius dan mempelajari secara rinci mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Yang paling penting kita menjaga pasukan kita untuk tidak berada di situasi dimana kita tertarik atau terseret dalam clash atau konflik di lapangan, yang potensinya memang masih tinggi sekali,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Dino mengatakan potensi konflik itu masih ada meski sudah ada gencatan senjata dan resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB. “Satu risiko besar, dan kita seharusnya tidak pernah memikirkan kemungkinan itu, adalah jika kita bentrok dengan Hamas. Karena itu bukan yang kita inginkan. Dan itu tidak akan menguntungkan TNI (Tentara Nasional Indonesia),” ujar dia.
Indonesia tentu tak ingin berkonflik dengan siapapun sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian. Namun, untuk bisa sampai ke sana perlu kesepakatan damai yang diterima semua pihak. Dia lalu mencontohkan dalam sejarahnya ada pihak-pihak yang berkonflik di wilayah tertentu kembali terlibat bentrok meski sudah ada kesepakatan gencatan senjata. Eks Wamenlu ini juga mengungkapkan Indonesia harus peka berbagai skenario dan menegaskan posisinya. Di luar itu, RI juga punya keunggulan dipercaya seluruh faksi-faksi di Palestina.
