Doa bagi Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP periode 2024-2029 tersebut pertama kali digulirkan oleh Relawan Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo (KAMI-Ganjar). Kemudian, muncul tagar #MegaDikudeta yang sempat trending di Twitter. Isu Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP tersebut mendapat tanggapan dari beberapa pihak.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyebut isu Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP sengaja digulirkan untuk mengadu domba. Menurutnya, penggagasnya adalah penumpang gelap yang ingin menciptakan disharmoni hubungan di tubuh PDIP (30/10/2022). Ganjar Pranowo mengatakan, dirinya dan Jokowi merupakan orang partai yang sangat paham bagaimana aturan dan relasi di partai. Sekretaris Jenderal Relawan Ganjarist, Kris Tjandra, mempertanyakan siapa sesungguhnya relawan KAMI-Ganjar. Kris pun curiga ada penyusup atau relawan siluman yang sengaja mengatur isu itu dengan tujuan mengadu domba antara Megawati Soekarnoputri dengan Ganjar Pranowo dan Jokowi sebagai kader partai (30/10/2022).
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy, menilai permintaan untuk menjadikan Jokowi sebagai Ketua Umum PDIP adalah sesuatu yang mengada-ada. Menurutnya, trah Soekarno masih layak untuk dipilih sebagai Ketua Umum PDIP pada Kongres mendatang, karena yang memiliki suara kongres itu DPC PDI Perjuangan, bukan relawan. Ketua Umum Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, menyebut isu Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP adalah isu murahan yang dinarasikan oleh orang tak bertanggung jawab. Budi berujar, mereka sengaja ingin memecah belah keutuhan dan mengadu domba PDIP. Menurutnya, Jokowi tidak sedikit pun memiliki niat untuk menjadi pemimpin suatu partai politik. Sementara Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan tidak ada pembicaraan apapun antara dirinya dengan Jokowi terkait isu tersebut. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan tidak ada pembicaraan apapun antara dirinya dengan Jokowi terkait isu tersebut.