Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perluasan tujuan perang negara itu Selasa. Dari yang hampir setahun melawan Hamas di Gaza, kini fokus pula pada menggempur Hizbullah di sepanjang perbatasan utaranya dengan Lebanon. Netanyahu mengklaim tujuannya adalah mengembalikan lagi penduduk di Israel utara yang dievakuasi karena tembakan lintas batas sekutu Hamas, Hizbullah, di Lebanon. Hizbullah sendiri menggencarkan serangan ke Israel sebagai bentuk protes perang Tel Aviv ke wilayah kantong Palestina, Gaza.
Meski tidak secara resmi dinyatakan sebagai perang, baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah telah menewaskan ratusan orang. Sebagian besar korban di Lebanon diyakini pejuang Hicbullah sementara di Israel diklaim merupakan tentara dan warga sipil. Hal sama juga dikatakan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Ia mengatakan “aksi militer” adalah “satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kembalinya masyarakat utara Israel”. “Kemungkinan untuk mencapai kesepakatan semakin menipis karena Hizbullah terus mengikatkan diri pada Hamas,” kata Gallant kepada utusan AS yang sedang berkunjung, Amos Hochstein.
“Tanpa gencatan senjata di Gaza, tidak akan ada kesepakatan mengenai masalah perbatasan dengan Lebanon,” kata konsultan keamanan Le Beck International, Michael Horowitz. “Tujuan Israel dalam memperluas perang adalah untuk menciptakan zona penyangga di Lebanon selatan”, imbuh Horowitz. Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 41.252 orang di Gaza. Selasa malam waktu AS, negara-negara anggota PBB dijadwalkan membahas rancangan resolusi yang menuntut diakhirinya pendudukan Israel atas semua wilayah Palestina dalam waktu 12 bulan.