Pergerakan harga komoditas energi masih dalam tren naik sepanjang kuartal 11-2022. Kendati begitu, jika dibandingkan kuartal 1-2022, harga komoditas energi sedikit melambat.
Harga minyak dunia menguat 31,75% pada kuartal I- 2022. Sedang di kuartal 11-2022 cuma naik 11,23%. Sementara harga batubara kuartal 1-2022 meningkat 89,20%, dan naik sebesar 58,35% di kuartal IL- 2022. Bahkan, gas alam sepanjang kuartal 11-2022 justru mengalami penurunan 5,34%.
Research & Development ICDX Girta Yoga mengungkapkan, melambatnya kenaikan harga komoditas energi dipicu kekhawatiran resesi yang mengancam pertumbuhan ekonomi global. Terlebih semakin banyak negara menyusul langkah bank sentral Amerika Serikat meningkatkan suku bunga. Efek resesi ini berdampak negatif terhadap harga komoditas energi karena mengarah pada pelemahan permintaan.
Memasuki kuartal III-2022, Yoga melihat tren bearish harga komoditas energi masih akan berlanjut. Kekhawatiran terjadinya resesi ekonomi global hingga melonjaknya kasus Covid-19 di China menjadi katalis yang bisa menekan permintaan. Hanya batubara yang akan bertahan tinggi karena permintaan dari Uni Eropa. Ini sejalan keputusan Rusia menghentikan ekspor gas, yang membuat Eropa beralih ke batubara sebagai sumber pembangkit listrik.