Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan realisasi investasi mencapai Rp302,2 tirliun pada kuartal II 2022. Nilai tersebut, naik 7,07 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya, atau naik 35,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Pada kuartal I 2022 dari realisasi investasi yang ada berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 319.013, sedangkan pada kuartal II 2022 hanya meningkat sekitar 1.500 orang atau menjadi 320.543 orang. Jika dibandingkan dengan kuartal I, lapangan pekerjaan pada kuartal II diakui oleh Bahlil hanya naik sedikit. Hal ini dikarenakan investasi yang masuk yang paling besar itu adalah investasi padat modal.
Bahlil mengungkapkan, korelasi antara realisasi Investasi dan penyerapan tenaga memang tidak selalu berjalan beriringan. Realisasi investasi yang tinggi belum tentu menciptakan banyak lapangan kerja. Ke depan, akan banyak teknologi yang siap untuk menggantikan tenaga kerja manusia. Di satu sisi memang lebih efisien dalam hal produktivitas, tetapi di sisi lain membuat penyerapan tenaga kerja berkurang. Meski demikian, Bahlil menegaskan masuknya investasi tersebut juga akan tetap membuka lapangan pekerjaan, karena bagaimanapun tetap membutuhkan rantai pasok, dan memberikan multiplier effect.