Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali memuji usulan sekutunya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, untuk merebut Jalur Gaza dan menggusur penduduknya. Ia menyebut usulan tersebut “revolusioner” setelah ia pulang ke Israel dari kunjungannya ke Washington pekan lalu. “Kami sepakat untuk memastikan Jalur Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel… Presiden Trump telah muncul dengan visi yang sama sekali berbeda dan jauh lebih baik bagi Israel, sebuah pendekatan yang revolusioner dan kreatif,” kata Netanyahu dalam pertemuan kabinet Israel, Minggu (9/2/2025). “Donald Trump bertekad untuk melaksanakan rencananya,” tambahnya.
Netanyahu mengatakan rencana Donald Trump bukan tentang evakuasi paksa atau pembersihan etnis terhadap penduduk Jalur Gaza. “Semua orang menggambarkan Gaza sebagai penjara terbuka terbesar di dunia karena orang-orang tidak diizinkan meninggalkannya… Jumlah mereka meningkat, kepadatan penduduk meningkat, penderitaan mereka meningkat, dan mereka berulang kali berada di bawah kendali militan,” kata Netanyahu. “Mengapa kalian memenjarakan mereka? Yang dikatakan Presiden Trump hanyalah, ‘Saya ingin membuka gerbang dan memberi mereka pilihan untuk pindah sementara, sementara kami membangun kembali tempat itu dan menyingkirkan militan.’” lanjutnya, merujuk pada Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza.
Dalam wawancara itu, Netanyahu menegaskan Donald Trump tidak ingin mengirim tentara AS ke Jalur Gaza untuk menyingkirkan Hamas, melainkan menggunakan tentara Israel. Ia juga membantah pendanaan untuk rencana yang diusulkan Donald Trump akan berasal dari uang pembayar pajak Amerika. “Trump telah mengatakan bahwa ia akan mendapatkan pendanaan independen, dan saya yakin ia akan melakukannya,” klaimnya.