Selain mengancam sumber penghidupan peternak, wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK berpotensi menggerus produksi susu segar dalam negeri. Padahal, saat ini produksinya hanya 21 persen dari total kebutuhan nasional. Para peternak berharap pemerintah mempercepat vaksinasi dan memberikan perhatian lebih kepada peternak
Perwakilan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) menyampaikan keresahan itu saat bertemu pihak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Menurut Ketua Umum GKSI Dedi Setiadi, total ada 60 koperasi di bawah GKSI, tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Setiap hari, sapi yang terinfeksi bertambah. Tingkat kematian akibat PMK memang 1-5 persen. Namun, begitu kena (terinfeksi), produksi susu bisa turun 25-100 persen. Rata-rata 80 persen. Dedi menyebutkan, populasi sapi perah yang menjadi anggota GKSI mencapai 375. 000 ekor, terbanyak di Jawa Timur, lalu Jawa Barat, dan terakhir Jawa Tengah. Pihaknya meminta peternak tidak panik dan menjual sapinya. Kepanikan itu dapat dimanfaatkan pedagang musiman untuk membeli sapi dengan harga sangat rendah.