Presiden Nigeria Bola Tinubu mengumumkan status darurat keamanan nasional pada Rabu (26/11/2025), menyusul serangkaian penculikan massal yang menimpa ratusan warga, termasuk anak-anak sekolah dan perempuan. “Ini adalah keadaan darurat nasional, dan kami merespons dengan mengerahkan lebih banyak pasukan di lapangan, terutama di daerah-daerah yang keamanannya terancam,” ujar Tinubu dalam pernyataan resminya. Dalam sepekan terakhir, Nigeria diguncang oleh aksi penculikan di berbagai wilayah. Lebih dari 20 siswi Muslim, 38 jamaah, 13 perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 300 pelajar dan guru dari sebuah sekolah Katolik diculik oleh kelompok bersenjata.
Sejumlah korban berhasil diselamatkan atau melarikan diri, namun hingga kini sebanyak 265 siswa dan guru dari sekolah Katolik di Negara Bagian Niger masih dinyatakan hilang. Presiden Tinubu menegaskan bahwa pemerintahannya akan memperkuat respons keamanan, termasuk dengan merekrut tambahan personel militer dalam mengatasi penculikan massal di Nigeria tersebut. Ia juga memerintahkan agar 50.000 anggota kepolisian baru segera direkrut. Selain itu, para pengawal VIP dari kepolisian dialihkan ke tugas-tugas operasional inti demi memperkuat patroli keamanan.
Nigeria selama bertahun-tahun menghadapi berbagai tantangan keamanan, mulai dari pemberontakan kelompok jihadis di timur laut, hingga meningkatnya aksi penculikan untuk tebusan yang dilakukan geng-geng bersenjata di wilayah barat laut dan tengah. Gelombang penculikan terbaru ini juga terjadi di tengah tekanan internasional, termasuk dari Presiden AS Donald Trump yang beberapa minggu lalu mengancam Nigeria dengan intervensi militer atas dugaan pembunuhan massal oleh kelompok radikal.
