Presiden Jokowi: Konsistensi Hilirisasi Kunci Memajukan Indonesia

Konsistensi melakukan hilirisasi dinilai merupakan kunci memajukan Indonesia. Melalui upaya tersebut diharapkan Indonesia pada tahun 2045 akan menjadi negara dengan pendapatan domestik bruto berkisar 9 triliun-11 triliun dollar AS dan pendapatan per kapita 21.000-29.000 dollar AS. ”Saya hanya ingin mengulang lagi bahwa yang namanya hilirisasi itu menjadi kunci. Konsistensi kita di dalam industrialisasi, (konsistensi dalam) hilirisasi, menjadi kunci,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato kunci pada Mandiri Investment Forum 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Kepala Negara mencontohkan lompatan nilai tambah ketika Indonesia tidak lagi mengekspor nikel mentah. ”Nikel memang menjadi sebuah contoh dari yang dulu waktu kita ekspor mentah 1,1 biliun dollar AS saat masih ekspor mentah, di 2022, perkiraan saya sudah di angka kira-kira 30-33 biliun dollar AS. Bayangkan, dari Rp 17 triliun melompat jadi Rp 450 triliun. Betapa nilai tambah itu sangat besar sekali,” katanya. Terkait hal tersebut, Presiden menyampaikan kepada para menteri agar jangan tengok kanan kiri, melainkan lurus terus melakukan hilirisasi. ”Digugat di WTO, terus. Kalah, tetap terus, karena inilah yang akan melompatkan negara berkembang menjadi negara maju, bagi negara kita. Jangan berpikir negara kita akan jadi negara maju kalau kita takut menghilirkan bahan-bahan mentah yang ada di negara kita,” ujarnya.

Melalui hilirisasi industri tersebut, modal sumber daya alam akan diintegrasikan menjadi ekosistem industri. Produk domestik bruto sebagai dampak hilirisasi minerba dan migas diproyeksikan 699 biliun dollar AS atau setara Rp 10.497 triliun dan membuka 8,8 juta lapangan kerja. Presiden Jokowi pun menjelaskan alasan menstop bauksit. Ekspor bahan mentah bauksit Indonesia nomor tiga di dunia. Namun, ekspor produk olahannya seperti aluminium hanya di nomor 33 dunia. Cadangan timah nomor dua terbesar dunia ada di Indonesia. China merupakan importir nomor satu timah mentah, tetapi mampu menjadi eksportir komponen elektronik PCB nomor satu di dunia. Kepala Negara pun meminta bank-bank mengawal hilirisasi. Caranya adalah dengan memberi pinjaman ketika ada orang mengajukan kredit untuk membikin smelter atau industri pemurnian dan pengolahan. Presiden menuturkan, tidak bisa membayangkan berapa kali lipat nilai tambah yang akan didapat seandainya nanti Indonesia dapat membangun ekosistem besar yang mengintegrasikan nikel, tembaga, bauksit, dan timah untuk menghasilkan baterai kendaraan listrik atau baterai litium. Apalagi jika Indonesia bisa menjadi produsen terbesar mobil listrik di dunia.

Search