Hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga menempatkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, di urutan pertama. Namun, tingginya perolehan suara Prabowo-Gibran tersebut tak sejalan dengan perolehan suara Partai Gerindra, partai pimpinan Prabowo.
Mengacu pada quick count Litbang Kompas per Kamis (15/2/2024) pukul 21.30 WIB dengan data masuk 95,95 persen, Gerindra mendulang 13,54 persen suara. Gerindra berada di urutan ketiga Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Perolehan suara tersebut tidak lebih unggul dari PDI Perjuangan (16,21 persen) dan Partai Golkar (14,61 persen).
Peneliti Litbang Kompas Vincentius Gitiyarko memberikan penjelasan bahwa mengenai tingginya perolehan suara Prabowo-Gibran. Hal ini tak lepas dari besarnya angka pemilih loyal Prabowo. Prabowo yang pernah berkontestasi sebagai capres pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 memiliki pendukung yang sangat aktif, bahkan terkesan fanatis. mengenai suara Gerindra yang tak unggul di pileg, Totok menduga ini berkaitan dengan faktor ideologi partai. secara teoritik, seseorang memilih partai politik karena alasan ideologi, kesamaan pandangan, atau lainnya. Bisa jadi, suara Gerindra tidak unggul lantaran secara ideologis sudah tak terlalu menarik.