Konflik internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga Kamis (27/11/2025) belum menemukan titik temu. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan kubu Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar beradu dalil, memberikan argumen bahwa keputusan yang mereka ambil masing-masing memiliki dasar yang kuat.
Gus Yahya menegaskan, mandat muktamar yang memberikan jabatan Ketua Umum tak bisa dipatahkan begitu saja lewat dalil kubu Rais Aam. Dia memberikan dalil yang berbeda, yakni melalui Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang disahkan melalui Muktamar Lampung pada 2022. Berdasarkan AD/ART, Gus Yahya hanya bisa lengser lewat muktamar atau penyelenggaraan muktamar luar biasa (MLB).
Meski kedua pihak memiliki dalil yang berbeda, ada satu entitas dari Nahdlatul Ulama yang merasakan kekesalan dalam konflik para pejabat teras PBNU tersebut. Mereka adalah para warga Nahdliyin, pengikut Nahdlatul Ulama yang merasa malu dengan konflik yang semakin memanas tersebut. Syakirun, warga NU asal Cilacap, mengatakan, keributan elit PBNU harus menjadi pengingat agar organisasi ini tidak lagi terlalu dekat dengan penguasa dan berfokus pada kepentingan warga Nahdliyyin.
