Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai US$2.939,12 per troy ons pada perdagangan Kamis (20/2/2025) dan sedikit naik ke US$2.939,15 pada Jumat (21/2/2025) pagi. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven, seiring kekhawatiran perang dagang global yang dipicu oleh ancaman tarif Presiden AS, Donald Trump. Trump mengumumkan rencana tarif baru pada produk seperti kayu, mobil, semikonduktor, dan farmasi, yang memicu inflasi dan ketidakpastian ekonomi, mendorong investor untuk beralih ke emas.
Faktor lain yang memperkuat harga emas adalah pembelian emas oleh bank sentral dan aliran dana dari ETF ke pasar emas selama tiga hari berturut-turut. Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, menegaskan bahwa aksi beli ini menjadi salah satu faktor utama dalam menopang harga emas. Di sisi lain, The Federal Reserve (The Fed) dalam risalah kebijakan terbarunya menunjukkan kekhawatiran terhadap inflasi akibat kebijakan Trump, yang mendorong bank sentral untuk menunda pemotongan suku bunga lebih lanjut.
Dari sisi ekspor, Swiss mencatat peningkatan signifikan dalam ekspor emas ke AS pada Januari, mencapai level tertinggi dalam 13 tahun terakhir. Sementara itu, analis Peter Grant dari Zaner Metals memperkirakan bahwa meskipun rekor tertinggi emas dapat bertahan selama beberapa minggu, tren kenaikan masih akan berlanjut dalam jangka panjang karena faktor fundamental yang tetap mendukung penguatan harga emas.
