Kehadiran sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi salah satu implementasi konkret dari strategi untuk mengintegrasikan aspek ESG (Environment Social Governance) ke dalam proses bisnis. Hal ini juga sebagai bentuk usaha untuk mengurangi emisi karbon. Hal ini dilakukan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melalui anak usahanya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), yang berlokasi di Jember, Jawa Timur berkolaborasi dengan SUN Energy untuk mengembangkan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dipasang di atap pabrik GMIT yang memproduksi edamame berkualitas tinggi. Sistem PLTS Atap yang dipasang di atap gedung GMIT diperkirakan mampu menyuplai 15 persen kapasitas listrik di kawasan operasional, sekaligus mampu mereduksi emisi karbon sebesar 422 ton setiap tahun. Hal ini sejalan dengan komitmen ANJT untuk mengoptimalisasi energi terbarukan dalam mendukung kegiatan operasionalnya.
Direktur Utama GMIT Imam Wahyudi mengungkapkan bahwa kehadiran sistem PLTS akan menjadi alat untuk melawan urgensi perubahan iklim. Grup ANJT membuktikan sektor agribisnis dapat berperan dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan, yakni mengoptimalisasi sumber energi terbarukan. “Melalui kolaborasi ini, kami berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca, sekaligus mengurangi biaya energi dalam jangka panjang. Proyeksi penurunan emisi karbon adalah sekitar 422 ton CO2 setiap tahunnya yang setara dengan 13.122 pohon,” jelas Imam dalam keterangan resmi, Kamis, 19 Oktober 2023. Komitmen serta gagasan yang dicanangkan oleh Grup ANJT disambut baik oleh SUN Energy sebagai perusahaan pengembang PLTS. Deputy CEO SUN Energy Dion Jefferson melihat peningkatan tren implementasi PLTS khususnya di Jawa Timur. “Instalasi PLTS di PT Gading Mas Indonesia Teguh ini turut memperlihatkan bahwa PLTS kian diminati dan dapat bekerja secara efisien di berbagai sektor industri, termasuk sektor agribisnis. SUN Energy terus mendorong perusahaan ritel lainnya untuk meningkatkan proporsi penggunaan energi terbarukan melalui energi surya sehingga setiap produk yang dikonsumsi oleh masyarakat bisa diakui sebagai produk yang diproduksi dari sumber energi ramah lingkungan,” jelas Dion.
Edukasi penggunaan sumber energi terbarukan SUN Energy melihat peluang besar bagi pemerintah dan para pelaku industri untuk dapat mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan sumber energi terbarukan dan produk ramah lingkungan melalui simbol atau ikon pada label pangan produk kemasan. Contohnya, ikon daur ulang, tempat sampah, sertifikasi, yang menjelaskan informasi dasar mengenai kualitas, keberlanjutan, dan cara menggunakannya. “Jika masyarakat terbiasa melihat ikon energi ramah lingkungan, masyarakat jadi lebih familiar dengan pemanfaatan energi surya. Kami juga berharap masyarakat dapat mengapresiasi produk ramah lingkungan serta mengajak lebih banyak orang untuk peduli lingkungan,” tutup Dion. ANJT memiliki visi untuk menjadi perusahaan pangan berbasis agribisnis berkelas dunia yang meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan alam. Pada tahun 2030, ANJT menargetkan untuk mencapai Nol Emisi Karbon, mengurangi pemakaian sumber energi fosil sebesar 20 persen, serta meningkatkan portofolio penggunaan energi terbarukan hingga lebih dari 65 persen pada 2025.