Perubahan Iklim Makin Ngeri, Saatnya Jalin Kerja Sama untuk Infrastruktur Energi

Perubahan iklim ekstrem menjadi isu yang semakin mendesak untuk ditangani. Pemerintah, sektor swasta, sampai warga negara turut dituntut kontribusinya untuk menurunkan emisi. Menghadapi situasi ini, Utomodeck Group melakukan kemitraan strategis dengan anak perusahaan PT PLN (Persero), yakni PT Haleyora Power, terkait Rencana Kerjasama Inklusif Operation and Maintenance (OnM) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Dan Pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia. “Isu energi menjadi tema utama dalam COP 28 tahun ini, sehingga diharapkan kita bisa memberikan informasi terkait dengan aksi nyata yang dilakukan Indonesia. Maka dari itu, pengembangan infrastruktur energi dan mobilitas bersih adalah aksi yang terus Utomodeck Group dorong untuk turut berkontribusi memerangi krisis iklim.

Penandatanganan kerjasama inklusif ini dihadiri langsung oleh Anthony Utomo selaku Managing Director Utomodeck Group dan Diksi Erfani Umar selaku Direktur Operasi PT Haleyora Power, di Jakarta, pada akhir November lalu. Indonesia sendiri mempunyai target net-zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat. Peta strategi menuju target tersebut mendapatkan dukungan dari para pelaku usaha, terbukti dari semakin bertambahnya korporasi dalam negeri yang memasang PLTS yang menyumbang kontribusi besar dalam penurunan emisi yang dihasilkan unit usahanya. “Hal ini perlu didukung dengan layanan operation and maintenance (OnM) yang mumpuni secara berkala agar kualitasnya terjaga”, ujar Diksi, Direktur Operasi Haleyora Power.

Selain PLTS, Utomodeck Group dan PT Haleyora Power juga fokus mengembangkan infrastruktur mobilitas bersih berupa SPKLU. Tren kendaraan listrik yang semakin meningkat karena naiknya kesadaran publik terhadap krisis iklim mendorong upaya pengadaan SPKLU yang lebih masif lagi. Lini bisnis Utomodeck Group, yakni Utomo Chargeplus, memiliki teknologi mutakhir berupa ultra-fast ev charging device tipe Inferno yang digadang-gadang mempunyai kemampuan mengisi daya kilat mulai dari 20 menit saja. Teknologi SPKLU ini cocok diinstal untuk area perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan, dan ruang publik lainnya. “SPKLU merupakan instrumen penting dalam akselerasi mobilitas bersih. Saat ini kondisinya kendaraan listrik membludak, tapi SPKLU masih sangat terbatas. Kalau tidak segera diatasi maka peminat kendaraan listrik bisa stuck bahkan menurun. Kerjasamainklusifdengan Haleyora tentunya akan memberi kepastian dan kemudahan dalam pemasangan SPKLU dan bisa turut mengajak instansi swasta dan masyarakat menjadi penyedia SPKLU-nya,” imbuh Anthony yang juga merupakan delegasi Republik Indonesia dalam forum COP 28 tahun ini.

Search