Pertumbuhan sektor padat karya melambat pada tahun 2022 jika dibandingkan dengan 2019 sebelum adanya pandemi Covid-19. Ada pergeseran struktur atau pangsa ekonomi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kalau dilihat di sini perbandingannya sebelum Covid-19 pada 2019. “Kalau dilihat pada 2022, sektor industri kita mengalami penurunan pangsa dari sebelumnya 19,7 persen di 2019 kemudian saat ini 18,34 persen,” kata peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (7/2).
Heri mengatakan perlambatan pertumbuhan sektor padat karya tersebut tecermin antara lain dari kondisi sektor industri yang mengalami penurunan pangsa sementara sektor pertambangan mengalami lonjakan pangsa terhadap (PDB). Heri menuturkan pertumbuhan sektor yang padat karya relatif kecil, bahkan sektor pertanian dan industri tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor industri, pertanian, dan perdagangan yang memiliki pangsa tenaga kerja 62,2 persen justru tumbuh di bawah sektor-sektor lain yang kedap terhadap penyerapan tenaga kerja. Sektor pertanian pada 2022 tumbuh hanya 2,29 persen, jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor tanaman pangan yang sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari untuk konsumsi masyarakat, juga tumbuh relatif kecil yakni 0,24 persen.
Di sisi lain, pada 2022 terjadi pergeseran struktur ekonomi menurut lapangan usaha, yang mana sektor industri semakin mengalami penurunan pangsa. Sebaliknya, sektor pertambangan mengalami lonjakan pangsa PDB dari 7,26 persen di tahun 2019 menjadi 12,22 persen pada 2022. “Pertambangan ini kan kontribusinya terhadap perekonomian kecil dan juga serapan tenaga kerjanya tidak sebanyak di sektor industri dan pertanian. Jadi, kalau kita cermati setelah pemulihan ekonomi ini kan harusnya kita bicara bagaimana akselerasi, akselerasi ini hanya bisa tercapai kalau kita memiliki fundamental dan struktur ekonomi yang kuat,” ujar Heri. Diharapkan ke depan terjadi perbaikan struktur dan arsitektur yang dapat mengakselerasi ekonomi Indonesia, salah satunya dengan meningkatkan pertumbuhan sektor padat karya yang memberikan dampak lebih terhadap perekonomian terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyampaikan perlunya investasi diarahkan ke sektor padat karya di tengah agresifnya kebijakan moneter, sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dalam jumlah besar.