Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal kedua tahun 2024 mencapai 5,05 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini sedikit lebih rendah dibanding kuartal pertama yang tumbuh 5,11 persen. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Muhammad Edy Mahmud mengatakan pertumbuhan ditopang oleh aktivitas ekonomi yang tetap kuat, sehingga dianggap masih stabil. “Sumber pertumbuhan terbesar pada triwulan dua 2024, industri pengolahan jadi sumber pertumbuhan terbesar yakni sebesar 0,79 persen,” ujarnya dalam pemaparan rilis Pertumbuhan Ekonomi di laman YouTube resmi BPS, Senin, 5 Agustus 2024.
Selain itu pertumbuhan ekonomi juga ditopang lapangan usaha konstruksi 0,67 persen, perdagangan 0,63 persen dan informasi dan komunikasi 0,50 persen. Edy menjelaskan, sejak kuartal 1 tahun 2019 hingga 2024, ekonomi RI tumbuh sejalan dengan pola musiman yang terjadi. Industri pengolahan tumbuh didukung oleh permintaan domestik dan luar negeri. Sementara industri makanan dan minum didukung pertumbuhan seiring Idul Fitri dan Idul Adha, dan panen raya padi yang mendorong sisi penyediaan.
Sebelumnya Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky memprediksi pertumbuhan ekonomi kali ini akan lebih rendah dibanding periode sebelumnya. Dalam hitungannya, menurut Riefky, sepanjang tahun 2024 ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 5 persen. “Secara keseluruhan tahun 2024, pertumbuhan ekonomi sebesar 5.0-5.1 persen,” ujarnya dalam pernyataan resminya.