Pabrik nikel sulfat PT Halmahera Persada Lygen (HPL), anak usaha PT Trimegah Bangun Persada (Harita Nickel), memasuki tahap akhir uji coba produksi (final commisioning). Pabrik tersebut digadang-gadang menjadi yang pertama di Indonesia dan terbesar di dunia. Nikel sulfat (NiSO4) merupakan bahan prekursor katoda baterai litium atau baterai kendaraan listrik. Selain nikel sulfat, pabrik juga akan menghasilkan kobalt sulfat (CoSO4) yang menjadi material katoda baterai litium. Dua material bahan baku baterai listrik itu berasal dari pengolahan bijih nikel berkadar rendah 1,1 persen hingga 1,5 persen atau limonit.
Mengutip prospektus Harita Nickel, metode pengolahan limonit menggunakan High Pressure Acid Leach (HPAL) yakni proses hidrometalurgi arus utama yang memanfaatkan ketinggian suhu, tekanan tinggi dan asam sulfat untuk memisahkan nikel dan kobalt dari bijih nikel laterit. “Kami masih menunggu perkembangan uji coba ini untuk menentukan target operasinya (pabrik nikel sulfat),” ujar Head of Technical Support HPL Rico W Albert di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Minggu (9/4).