Perjanjian Gencatan Senjata di Sweida, Tentara Suriah Mulai Mundur

Kementerian Pertahanan Suriah menarik tentaranya dari Kota Sweida, Suriah selatan yang mayoritas dihuni komunitas Druze, pada hari Rabu. Penarikan tersebut terjadi setelah militer Suriah menyepakati gencatan senjata dengan pemimpin agama Druze, Sheikh Yousef al-Jarbou, di Sweida. Tentara Suriah mulai menarik diri dari Kota Sweida beberapa jam setelah perjanjian gencatan senjata baru diumumkan di kota yang dilanda kekerasan tersebut.

Di sisi lain, sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) meminta pasukan pemerintah Suriah pada hari Rabu untuk meninggalkan zona konflik di Suriah selatan untuk mengurangi ketegangan dengan Israel, yang mengklaim kekerasan sektarian untuk membenarkan serangannya terhadap markas Staf Umum Suriah di Damaskus. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengatakan pada hari Rabu bahwa berbagai pihak yang berperang di Suriah telah menyepakati langkah-langkah khusus untuk mengakhiri pertempuran di sana.

Bentrokan di Sweida terjadi sejak 13-14 Juli 2025, antara milisi komunitas Druze lokal dan etnis Bedouin, yang berkembang setelah campur tangan negara. Kekerasan tersebut dipicu oleh tuduhan Druze terhadap Bedouin atas insiden perampokan dan penculikan. Bentrokan yang terjadi antara kedua kelompok kemudian meluas setelah adanya intervensi oleh pemerintah Suriah dan Israel. Pada 16 Juli 2025, militer Suriah dan pemimpin komunitas Druze mencapai kesepakatan gencatan senjata AS, Uni Eropa dan Turki menyerukan penarikan pasukan Suriah dan Israel, mengutamakan perlindungan warga sipil dan menghargai kesepakatan baru. Konflik tersebut menewaskan lebih dari 250 orang termasuk warga sipil, milisi dan pasukan keamanan Suriah.

Search