Perdana Menteri Baru Malaysia

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dilantik sebagai perdana menteri baru negara tersebut pada Kamis (24/11) sore waktu setempat. Penunjukan Anwar sebagai orang nomor satu di negeri jiran ini mengakhiri kebuntuan politik negara tersebut setelah pemilihan umum yang berlangsung pada Sabtu (19/11), tidak menghasilkan pemenang mayoritas. Pemilihan umum pada Sabtu pekan lalu berakhir tanpa kejelasan di parlemen karena tidak satu pun dari dua aliansi utama, dapat mengamankan kursi yang cukup di parlemen untuk membentuk pemerintahan. Aliansi pertama dipimpin oleh Anwar dan yang satunya dipimpin mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin.

Koalisi Anwar, yang dikenal sebagai Pakatan Harapan, memenangkan kursi terbanyak dalam pemungutan suara dengan 82 kursi. Sementara kubu Perikatan Nasional dipimpinan Muhyiddin memenangkan 73 kursi. Mereka membutuhkan 112 kursi untuk membentuk pemerintahan. Kepastian Anwar bisa membentuk pemerintahan setelah kemarin siang, Koalisi Barisan Nasional secara resmi menyatakan dukungannya kepada Pakatan Harapan untuk membentuk pemerintahan persatuan. Barisan Nasional pun meminta Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia) untuk segera melantik Anwar menjadi perdana menteri Malaysia baru atau perdana menteri ke-10 negara tetangga Indonesia tersebut.

Penunjukan Anwar tersebut adalah perdana menteri keempat Malaysia yang dilantik dalam empat tahun terakhir ini. Hal itu menunjukkan gejolak politik yang tidak biasa di negeri itu. Sebelum 2018, politik di Malaysia berjalan relatif stabil. Sejumlah kalangan di dalam negeri Malaysia berharap penunjukan Anwar Ibrahim mengakhiri gejolak politik di negeri tersebut. Anwar diharapkan dapat membawa ekonomi Malaysia lebih maju. Perseteruan elite politik di negeri tersebut dalam beberapa waktu terakhir ini, membuat energi pemerintahan tidak fokus dalam upaya bangkit setelah wabah pandemi Covid-19. Selain itu, Anwar diharapkan dapat membawa ekonomi Malaysia melewati resesi ekonomi global, yang dipicu adanya perang Rusia-Ukraina. Di sisi lain, Anwar diharapkan, mampu meredam potensi gejolak yang mungkin muncul dari rakyatnya yang mayoritas etnis Melayu. Koalisi Anwar selama ini termasuk yang sangat mengkritisi afirmasi bumiputra, yang mengistimewakan Melayu.

Search