Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bergerak memburu Bjorka, yang kembali menebar data pejabat dan menantang minta ditangkap. BSSN menggandeng Bareskrim Polri akan memburu hacker Bjorka. Kepala BSSN mengatakan BSSN mengamati motif yang dilakukan hacker Bjorka dari semula menjual data-data pribadi sampai sekarang melakukan doxing ke sejumlah pejabat tinggi pemerintahan Indonesia. Serangan siber hacker Bjorka dinilai masih rendah. Tapi, BSSN mengakui kebocoran data oleh hacker Bjorka ada yang valid.
Sejumlah tokoh dibocorkan data pribadinya di Telegram. Ketua PSSI Mochamad Iriawan diledek dekat dengan bos-bos judi. Menkopolhukam Mahud MD disindir tidak paham soal data penting. Ketua PKB Muhaimin Iskandar dikecam Bjorka karena dinilai mendompleng nama Bjorka untuk kepentingan Pilpres 2024. Pegiat medsos Permadi Arya pun diledeknya sama seperti Denny Siregar, yaitu pemakan duit rakyat untuk memecah masyarakat.
Data pribadi pejabat dan tokoh yang disebar Bjorka jadi atensi publik. Data yang disebarkan selalu mencantumkan sertifikat vaksin 1 dan 2. Akibatnya publik menuding para pejabat yang kena doxing ini belum booster. Padahal, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya punya analisis lain. Bjorka diduga memakai data lama aplikasi Peduli Lindungi, kemungkinan dari tahun 2021.