Situasi keamanan di Lebanon semakin memanas. Konflik yang melibatkan Israel dan Hezbollah dikhawatirkan dapat berujung perang dalam skala besar. Potensi perang besar tak terelakkan. Prof Hikmahanto Juwana, guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia menyebut awal mula situasi ini sudah terbaca sejak serangan Hamas ke Israel tahun lalu. Israel pun menyerang Gaza dan bahkan tak ragu menewaskan perempuan dan anak-anak. Tujuannya selain Hamas lenyap, dendam dari anak-anak mereka pun tak diwariskan. Inilah yang membuat dunia mengecamnya, menyebutnya genosida, termasuk sekutu-sekutu Hamas seperti Iran,” ujar Hikmahanto, dalam Obrolan Newsroom di YouTube Kompas.com Kamis (8/8/2024).
Hikmahanto menambahkan bahwa situasi saat ini hanya tinggal menunggu siapa-menyerang-siapa. Yang paling memungkinkan tentu saja Iran menyerang Israel, dimana Haniyeh sedang berada di wilayahnya saat dibunuh pihak yang diduga Israel. Meski begitu, Israel juga mungkin saja menyerang terlebih dahulu.
Dampak perang Timur Tengah ini, menurut Hikmahanto, tak main-main. Tak hanya area sekitar yang terdampak, tapi juga Indonesia. “BBM mungkin bisa naik karena supply chain terganggu. Begitu pula penerbangan. Tentu yang paling parah adalah polarisasi, dimana ada AS yang jelas memihak Israel, dan sejumlah fraksi seperti Hamas, Houthi, dan Hezbollah, yang berada di pihak Iran. Kalau semakin meruncing tentu bisa memicu Perang Dunia III,” ujarnya.