Sepasang jet pengembom B-1B milik Amerika Serikat terdeteksi terbang di atas perairan Laut Karibia, lepas pantai Venezuela, pada Senin (27/10). Penerbangan pesawat pembom supersonik jarak jauh ini berlangsung di tengah ketegangan antara AS dan Venezuela makin meningkat, terutama sejak operasi militer sepihak Amerika di kawasan tersebut dengan dalih memberantas kartel dan penyelundupan narkoba. Sementara itu, Caracas menuding operasi militer itu hanya dalih karena tujuan akhir Washington adalah menggulingkan rezim Presiden Nicolas Maduro.
Amerika Serikat juga telah memerintahkan pengerahan kelompok kapal induk USS Gerald R. Ford ke wilayah Amerika Latin, menempatkan 10 jet siluman F-35 di Puerto Rico, dan saat ini memiliki tujuh kapal Angkatan Laut AS yang beroperasi di Karibia. Presiden Donald Trump kekeh menegaskan semua operasi militer sepihak AS ini dilakukan sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai upaya pemberantasan narkotika. Sejak awal September, pasukan AS telah melancarkan serangan terhadap sedikitnya 10 kapal yang dituduh menyelundupkan narkoba di Laut Karibia. Insiden ini menewaskan setidaknya 43 orang.
Namun hingga kini, Washington belum mempublikasikan bukti bahwa kapal-kapal yang menjadi target serangan tersebut benar-benar digunakan untuk menyelundupkan narkoba. Operasi militer dan peningkatan kehadiran pasukan AS di kawasan itu telah memicu ketegangan regional, dengan Venezuela, di mana Caracas menuduh AS berupaya menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
