Kita bersyukur begitu kuatnya koordinasi antara kebijakan fiskal pemerintah dan moneter Bank Indonesia dengan tetap menghormati independensi masing-masing. Inilah yang menjadi salah satu pembeda dengan negara lain dan kunci ketahanan ekonomi Indonesia dari risiko ekonomi global, kata Gubemur BI Perry Warjiyo di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Rabu (12/10/2022) malam waktu AS atau Kamis (13/10) waktu Indonesia barat. Perry berada di AS untuk bersama-sama Menteri Keuangan. Sri Mulyani Indrawati memimpin Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 yang keempat Presidensi Indonesia pada Kamis (13/10) sore waktu AS.
Perry mengatakan, sinergi fiskal-moneter salah satunya diimplementasikan saat Indonesia mencoba menahan rambatan inflasi akibat lonjakan hargaminyak global. Pemerintah menahan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri dengan memberikan subsidi. Langkah ini membuat inflasi tetap terkendali dan tidak melonjak tinggi seperti teijadi di banyak negara. Karena inflasi terkendali, BI selaku otoritas moneter tidak perlu buru-buru menaikkan suku bunga acuan seperti negara-negara lainnya. Suku bunga yang tidak naik akhirnya memberi kesempatan pemulihan ekonomi di dalam negeri terus berlanjut. Ini berarti, sebelum menaikkan harga BBM pada awal September 2022, pemerintah dan BI terlebih dahulu mengoptimalkan langkah-langkah lain untuk membuat inflasi tetap terkendali dan momentum pemulihan ekonomi terjaga.
Langkah otoritas memberikan subsidi BBM merupakan dukungan kepada otoritas moneter dalam pengendalian inflasi. Namun, otoritas moneter juga memberikan dukungan dengan menyerap surat utang negara sehingga pemerintah memiliki dana untuk memberikan subsidi BBM. Itulah bentuk sinergi dan berbagi beban antara fiskal dan moneter.