Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menjelaskan bahwa penyederhanaan regulasi dan perbaikan distribusi pupuk bersubsidi yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto telah mendorong peningkatan luas panen dan produksi beras di Indonesia. Dalam empat bulan pertama tahun ini, luas panen padi diperkirakan mencapai 4,56 juta hektare, setara dengan 13,95 juta ton beras, meningkat 27,69% dibandingkan tahun lalu. Produksi beras diperkirakan akan meningkat sekitar 25,99% pada tahun 2025 dengan konsumsi beras nasional yang masih surplus. Untuk mendukung swasembada pangan, perubahan kebijakan pupuk bersubsidi memungkinkan petani untuk menebus pupuk melalui aplikasi i-Pubers Pupuk Indonesia tanpa regulasi yang rumit.
Selain itu, penyederhanaan distribusi pupuk yang sebelumnya melibatkan banyak regulasi kini telah dipermudah dengan sistem baru yang memungkinkan distribusi langsung dari produsen langsung menuju titik serah (Poktan/Kelompok Pembudidaya Ikan/Pengecer) dan ditebus oleh petani. Pembaruan juga mencakup pemutakhiran data Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) yang lebih fleksibel dan perluasan penerima pupuk bersubsidi, termasuk pembudidaya ikan dan ubi kayu. Kebijakan ini juga memudahkan petani dalam penebusan pupuk yang cukup menggunakan KTP dan mengizinkan keluarga atau kelompok tani untuk mewakili petani yang tidak dapat hadir. Dengan peningkatan alokasi subsidi dan penetapan virtual account untuk pembayaran, Pemerintah berupaya memastikan ketersediaan pupuk yang memadai bagi sektor pertanian Indonesia.