Penguatan kerja sama RI-China setelah pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden China Xi Jinping diikuti penandatanganan kerja sama perdagangan antarpengusaha kedua negara dengan nilai investasi 10,07 miliar dollar AS atau setara dengan sekitar Rp 157,64 triliun. Di hadapan Prabowo, para pengusaha menyepakati sejumlah perjanjian kerja sama yang sejalan dengan program prioritas pemerintah di bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi 26 komoditas utama, serta pemajuan sains dan teknologi.
Sekalipun telah membangun kerja sama strategis dengan China, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tetap pada sikap yang tidak berpihak. Prabowo mengatakan, Indonesia memandang China bukan hanya sebagai negara adikuasa, melainkan juga berperadaban besar. Indonesia pun ingin menjadi bagian dari kebangkitan China sebagai kekuatan besar dunia, salah satunya dengan cara berkolaborasi dengan para pengusaha.
Ditemui di sela-sela forum bisnis Indonesia-China, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membenarkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menjaga hubungan baik dengan seluruh kekuatan dunia. Tak hanya itu, menurut Airlangga, Indonesia juga tengah dalam proses untuk menjadi bagian dari Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), organisasi yang anggotanya umumnya negara-negara maju di kawasan blok Barat. Di sisi lain, Indonesia juga telah menyatakan niat untuk menjadi bagian dari pakta kerja sama ekonomi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) serta mendapatkan dukungan dari China.