Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) memastikan stok gandum dalam negeri aman di tengah langkah Rusia yang memutuskan keluar dari kesepakatan gandum Ukraina. Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies mengatakan mayoritas gandum Indonesia tidak bergantung pada impor dari Ukraina maupun Rusia. Pemasok utamanya justru negara lain. Indonesia tidak bergantung kepada gandum Rusia ataupun Ukraina. Indonesia banyak kerjasama dengan Australia, Kanada, dan beberapa Amerika Serikat. Ada beberapa gandum juga dari Brasil, Bulgaria sehingga stok gandum nasional aman.
Berdasarkan data Aptindo, Ukraina memang bukan pemasok gandum terbesar ke Indonesia. Impor gandum RI mencapai 9,4 juta ton pada 2022. Dari jumlah tersebut, mayoritas berasal dari Australia sebesar 4,24 juta ton atau 44,9 persen, kemudian Argentina 1,46 juta ton atau 15,5 persen. Selanjutnya, Kanada 1,32 juta ton atau 14 persen, dan India 963,1 ribu ton atau 10,2 persen. Adapun Ukraina hanya 166,7 ribu ton atau 1,8 persen. Pada Januari-Maret 2023, impor gandum RI mencapai 2,6 juta ton. Mayoritas berasal dari Australia sebesar 1,07 juta ton atau 40,8 persen, kemudian Brasil 673 ribu ton atau 24,1 persen dan Kanada 531 ribu ton atau 20,1 persen. Sedangkan Ukraina hanya 88,9 ribu ton atau 3,8 persen.