Pengentasan Kemiskinan di Asean Hadapi Tantangan Serius

Upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia maupun negara-negara anggota Asean menghadapi tantangan serius. Tantangan utama mengatasi kemiskinan itu karena adanya ancaman resesi global, perubahan iklim, dan faktor geopolitik sebagai tantangan utama dalam pengentasan kemiskinan. Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, dalam sambutannya pada Asean Socio-Cultural (ASCC) Knowledge Forum: Addressing Gaps and Rethinking Pathways to Eradicate Poverty in Asean” di Nusa Dua, Bali, Minggu (7/5), mengatakan selama pandemi Covid-19, sejumlah negara Asean mengalami tantangan sosial dan ekonomi. Perubahan global yang terjadi begitu cepat memicu terjadinya krisis kesejahteraan. Krisis tersebut berdampak pada daya beli masyarakat yang melemah sehingga berimbasnya pada peningkatan jumlah penduduk miskin di negara-negara Asean.

“Indonesia sendiri juga berjuang dalam menghadapi lonjakan kemiskinan di masa pandemi,” kata Muhadjir. Sementara itu, di kawasan Asean telah melakukan konsolidasi strategi pemulihan sosial-ekonomi dengan membentuk kerangka kerja pemulihan Asean yang komprehensif serta rencana implementasi. Inisiatif dan program khusus itu untuk membangun Asean yang lebih tangguh. Asean, berupaya mengatasi dampak pandemi dengan memperkuat arsitektur kesehatan regional, mendorong kegiatan ekonomi, serta memperbaiki skema perlindungan sosial. Berbagai upaya tersebut berfokus pada pertumbuhan inklusif dan menjamin keamanan manusia untuk mencapai pemulihan pascapandemi Covid-19.

“Saat ini, tingkat kemiskinan di negara anggota Asean telah menunjukkan perbaikan,” tandasnya. Begitu pula dengan pemerintah Indonesia yang dapat mengendalikan kemiskinan selama pandemi Covid-19. Keberhasilan itu terlihat dari rendahnya persentase kemiskinan di Indonesia daripada yang diperkirakan World Bank (Bank Dunia). “Peningkatan (kemiskinan) tersebut jauh lebih rendah dari yang diperkirakan World Bank yang memprediksi peningkatan kemiskinan Indonesia mencapai 11-13 persen,” kata Muhadjir.

Search