Pengamat: Terkait Kerusuhan Kalibata, Intelijen Polisi Harus Lebih Sigap

Pengamat kepolisian Edison Siahaan mengatakan kinerja intelijen polisi harus lebih sigap memperkirakan situasi rawan (14/12/2025). Edison menyampaikan kerusuhan di Kalibata seharusnya bisa dicegah jika Polri sudah mengerahkan aparat sebelum kerusuhan pecah. Menurut Edison, debt collector merupakan sebuah komunitas yang memiliki jaringan yang besar. Jika ada sesuatu hal yang mengganggu komunitasnya, tentu berpotensi menimbulkan masalah lanjutan. Ke depan, dia berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi polisi untuk lebih sigap memelihara situasi keamanan Jakarta. Apalagi, Polri dibekali jaringan yang cukup luas hingga ke tingkat bhabinkamtibmas. Sudah seharusnya informasi sekecil apa pun menjadi dasar untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat.

Kepala Polres Jakarta Selatan Komisaris Besar Nicolas Ary Lilipaly menjelaskan, pengeroyokan terjadi pukul 15.30 WIB, pada Jumat (12/12/2025) di depan TMP Kalibata. Kejadian bermula saat dua orang yang diduga mata elang menghentikan seorang pengendara sepeda motor. Tak lama setelah itu, sekelompok orang datang dan mengeroyok keduanya. Akibatnya, satu korban tewas di lokasi, sementara satu korban lainnya meninggal di RSUD Budi Asih. Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Budi Hermanto menyatakan pelaku pengeroyokan adalah enam polisi Pelayanan Markas Polri. Hingga kini, penyelidikan terus berlangsung, termasuk mendalami berbagai hal. Misalnya terkait adanya kemungkinan tunggakan utang yang dialami AN (salah satu oknum polisi) hingga kemungkinan adanya keterlibatan debt collector lain saat pengeroyokan terjadi. Menurut Budi, peristiwa ini terjadi akibat adanya cara-cara salah yang dilakukan oleh debt collector dalam menjalankan tugasnya.

Search