Data berisi ribuan foto dan dokumen yang diretas dari sejumlah komputer kepolisian China mengungkap sistem pemenjaraan massal umat Islam dari etnis Uighur di kawasan Xinjiang serta kebijakan tembak di tempat bagi siapapun yang mencoba kabur. Penerbitan berkas-berkas ini bertepatan dengan kedatangan Komisioner HAM PBB Michelle Bachelet di China. Dia dijadwalkan berkunjung ke Xinjiang, namun para pengritik khawatir lawatannya bakal dikawal ketat pemerintah China.
Berkas-berkas Kepolisian Xinjiang memuat ribuan foto dan dokumen. Melalui kumpulan data ini, terkuak bahwa China menggunakan kamp-kamp “pendidikan ulang” dan penjara-penjara formal sebagai dua sistem yang terpisah namun terhubung guna memenjarakan etnis Uighur secara massal. Pemerintah China selalu membantah telah melakukan pemaksaan terhadap umat Islam dari etnis Uighur. Sumber dari data-data ini mengeklaim telah meretas, mengunduh, dan memecahkan kodenya dari sejumlah server kepolisian di Xinjiang. Data-data itu lalu diserahkan ke Dr Adrian Zenz, seorang peneliti Yayasan Peringatan Korban Komunisme di Amerika Serikat (AS), yang sebelumnya dijatuhi sanksi oleh pemerintah China karena risetnya soal Xinjiang.
Kementerian Luar Negeri China dan Duta Besar China untuk Inggris telah menyebut laporan BBC mengenai foto-foto tahanan kamp penahanan Xinjiang sebagai kampanye yang “menodai”. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, laporan BBC adalah “contoh terkini kekuatan anti-China menodai Xinjiang, yang sama dengan taktik biasa mereka”.