Pemimpin Melanesia Putuskan Gerakan Papua Merdeka Tak Penuhi Kriteria Bergabung

Para pemimpin Melanesia menolak dorongan dari aktivis pro-kemerdekaan di Papua untuk bergabung dengan kelompoknya, karena mereka tidak dapat mencapai konsensus mengenai pencalonan tersebut. United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sudah mengajukan keanggotaan penuh dalam Melanesian Spearhead Group (MSG) yang mencakup Kepulauan Solomon, Fiji, Vanuatu, dan Papua Nugini. Langkah ini dinilai akan memberikan kemenangan diplomatik yang langka bagi ULMWP dalam usahanya mencari pengakuan internasional.

Namun, para pemimpin Melanesia tetap tidak menunjukkan komitmennya terhadap gagasan tersebut meski telah mengadakan serangkaian pertemuan di ibu kota Vanuatu, Port Vila, pekan lalu. Para diplomat Indonesia juga dengan gigih melobi para pemimpin Melanesia mengenai masalah ini, hingga melakukan aksi mogok kerja ketika pemimpin ULMWP Benny Wenda hendak berpidato dalam pertemuan tersebut pada Rabu (23/8/2023). Pada Jumat (25/8/2023), para pemimpin MSG mengeluarkan pengumuman resmi akhir yang sepertinya menutup pintu keanggotaan, dengan mengatakan ULMWP tidak memenuhi kriteria yang ada dan kelompok MSG tidak dapat mencapai “konsensus” mengenai masalah ini.

Berbagai aksi unjuk rasa telah diorganisir dalam beberapa minggu terakhir di berbagai kota besar dan kecil di Papua, termasuk satu di kota Jayapura pada hari Selasa minggu lalu, di mana puluhan demonstran berhadapan dengan polisi Indonesia. Para aktivis mengatakan beberapa dari unjuk rasa tersebut telah diredam secara paksa. Menurut informasi dari juru bicara pro-kemerdekaan dan TNI, seorang anggota militer Indonesia ditembak mati dalam sebuah serangan di dataran tinggi tengah Papua, awal pekan lalu.

Search