Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Kementerian Perdagangan sudah melakukan penandatanganan kerjasama bersama India. Sehingga beras tersebut bisa langsung didatangkan sewaktu-waktu saat cadangan beras pemerintah (CBP) menipis. “Saya sudah (tandatangani) MoU dengan India 1 juta ton, sewaktu-waktu kita bisa beli. Tapi harga sudah diikat, sudah G to G antara pemerintah dengan pemerintah kita sudah pesan 1 juta ton,” kata Zulkifli, di Kantor Kementerian Perdangangan, Kamis (15/6).
Zulhas juga menjelaskan penambahan kuota impor beras 1 juta ton ini bukan bagian dari yang ditugaskan Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke Perum Bulog sebanyak 2 juta ton di tahun ini. “Itu 2 juta totalnya kalau sama Bapanas. Kalau ini baru MoU untuk harga tetap dan barangnya ada. Tetapi belum kita beli tapi sudah ada MoU G to G jadi kita kalau darurat kita bisa membeli barangnya sudah ada,” jelas Zulhas.
Sebagai informasi, Perum Bulog mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional untuk impor beras 2 juta ton. Penugasan tersebut tertuang melalui Surat Penugasan tertanggal 24 Maret 2023 oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo ke Bulog. Dalam surat itu disebutkan impor beras tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) hingga akhir tahun 2023. Namun, untuk saat ini yang perlu segera dilakukan adalah impor beras sebanyak 500.000 ton.