Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dan penciptaan 1,8 juta lapangan kerja hijau pada tahun 2030 sebagai bagian dari komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah mendorong transformasi ekonomi hijau yang mencakup ekonomi rendah karbon, ekonomi sirkular, ekonomi biru, serta transisi energi. Upaya ini diproyeksikan dapat mendukung pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) antara 6,1 hingga 6,5 persen per tahun hingga 2050, dengan target net zero emissions pada 2060. Untuk itu, kapasitas energi terbarukan akan dibangun sebesar 75 gigawatt dalam 15 tahun melalui sumber seperti tenaga surya, hidro, panas bumi, dan nuklir, sekaligus menghadapi berbagai tantangan regulasi, pembiayaan, dan keterlibatan masyarakat.
Selain fokus pada energi, pemerintah juga mempercepat hilirisasi komoditas untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri, seperti pengembangan industri nikel untuk kendaraan listrik dan peningkatan produksi baja tahan karat. Dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diperkuat dengan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun pada 2025, mencerminkan tingginya kebutuhan pembiayaan terjangkau di sektor ini. Strategi-strategi ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.