Pemerintah memastikan memiliki cadangan beras tercukupi hingga akhir tahun lantaran impor beras sudah dalam tahap realisasi. Dengan demikian, cadangan beras pemerintah hingga akhir tahun masih terjaga di atas target sebesar 1,2 juta ton kendati tetap menyalurkan bantuan pangan. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023). Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi didampingi Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Presiden Jokowi menjelaskan, cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog saat ini tercatat mencapai 1,6 juta ton. Jumlah tersebut akan bertambah menjadi 2 juta ton begitu beras impor yang salah satunya berasal dari Kamboja tiba. Menurut Presiden, impor beras itu untuk memastikan negara memiliki cadangan beras strategis. Hal itu juga untuk menjaga harga agar tidak terjadi kenaikan karena memang produksi beras masih turun akibat El Nino. Selain disebabkan oleh El Nino, kenaikan harga beras juga dipengaruhi oleh kondisi global, salah satunya ketika India mengumumkan larangan ekspor beberapa jenis beras pada 20 Juli 2023. Oleh karena itu, pemerintah terus menjajaki berbagai opsi impor beras dari negara lain yang berpotensi guna memenuhi stok beras dalam negeri. Sebelumnya, pemerintah berencana menambah CBP melalui impor sebanyak 650.00 ton. Sebanyak 400.000 ton berasal dari Vietnam dan Thailand. Sisanya sebanyak 250.000 ton berasal dari Kamboja. Jumlah itu diputuskan mengingat CBP di Bulog yang pada awal September 2023 tercatat 1,53 juta ton. Angka itu akan berkurang untuk penyaluran bantuan pangan pada September-November 2023.
Selama tiga bulan tersebut, pemerintah mengalokasikan sekitar 640.000 ton beras bantuan pangan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan senilai Rp 8 triliun ini digelontorkan kepada masyarakat yang masing-masing menerima 10 kilogram (kg) per bulan selama tiga bulan. “Biasanya, stok kita itu hanya 1,2 juta, normal. Ini kita memiliki 2 juta ton sehingga kita tidak usah khawatir. Oleh sebab itu, mulai 1 September, saya perintahkan untuk memberikan bantuan pangan beras kepada masyarakat yang setiap bulannya kira-kira berjumlah 210.000 ton, dikeluarkan oleh Bulog untuk bantuan pangan itu, dan ini sudah dimulai,” ujar Presiden. Biasanya, stok kita itu hanya 1,2 juta, normal. Ini kita memiliki 2 juta ton sehingga kita tidak usah khawatir.