Pemerintah Indonesia Siapkan Sejumlah Langkah Cegah Dampak Ketegangan Iran-Israel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyelenggarakan rapat terbatas dengan seluruh unsur Kedeputian pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berikut dengan sejumlah Duta Besar pada Senin (15/04) untuk merespons situasi ketegangan Iran dan Israel. Karena dikhawatirkan eskalasi konflik tersebut berdampak kepada perekonomian global serta meningkatkan risiko makro ekonomi bagi perekonomian Indonesia. Namun, ia menegaskan langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas dampak potensi semakin meningkatnya harga komoditas terutama minyak akibat terganggunya pasokan, serta kenaikan harga emas, sebagai aset safe haven, dan rambatan ke sektor lainnya.

Konflik tersebut juga akan menimbulkan gangguan pada rantai pasokan melalui terusan Suez yang akan berdampak langsung setidaknya pada kenaikan biaya kargo. Produk yang terganggu antara lain gandum, minyak, dan komponen alat-alat produksi dari Eropa. Airlangga menyebut secara fundamental, perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat, pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5% dengan inflasi yang terkendali. Sampai dengan Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih mengalami surplus, dan menopang cadangan devisa yang pada posisi terakhir di Maret 2024 tercatat masih kuat. Adapun rapat tersebut, pihaknya juga turut membahas dampak konflik di tingkat regional dan global, kinerja sektor perbankan dan pasar modal, pengendalian inflasi, serta rencana koordinasi bauran kebijakan fiskal dan moneter dengan otoritas terkait untuk strategi pengendalian nilai tukar dan pengelolaan defisit anggaran ke depan. Ia berharap, para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif. Pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional yang ada serta akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

Search