Rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite terus dibahas oleh pemerintah. Para menteri terkait masih menghitung berapa besaran angka kenaikan harga Pertalite serta dampaknya terhadap perekonomian. Potensi kenaikan harga BBM ini juga tecermin dari anggaran subsidi energi dalam APBN 2023 yang dipangkas. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pembahasan rencana kenaikan harga Pertalite dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pemerintah, akan terlebih dahulu melakukan sosialisasi jika nantinya memutuskan untuk menaikkan harga jual BBM.
Harga Pertalite saat ini sebesar Rp 7.650 per liter. Sementara, menurut Menko Bidang Perekonian Airlangga Hartarto, harga keekonomian Pertalite sebesar Rp 13.150 per liter. Terkait rencana kenaikan harga Pertalite, Airlangga tak menampik bahwa pemerintah sedang membahas harga jual BBM jenis tersebut. Langkah ini dilakukan untuk merespons kenaikan harga minyak dan juga kenaikan konsumsi Pertalite. Menurut Airlangga, pemerintah masih mengkaji kebijakan apa yang akan dikeluarkan jika memutuskan menaikkan harga. Perhitungan tersebut mencakup dampak ke inflasi dan efeknya terhadap penerimaan negara. Selain itu, kata Airlangga, pemerintah juga tengah menyiapkan bantalan sosial jika memutuskan menaikkan harga jual BBM.
Airlangga pada Selasa kemarin juga menyatakan bahwa harga BBM Indonesia relatif murah dibandingkan di negara-negara ASEAN lain. Menurut dia, harga BBM sejenis Pertalite di Thailand Rp 19.500 per liter, Vietnam Rp 16.645 per liter, dan Filipina Rp 21.352 per liter. Harga BBM di Indonesia lebih murah karena pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi yang besar, yaitu lebih dari Rp 500 triliun. Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, Kementerian BUMN dan Pertamina tak akan melakukan perubahan harga jual BBM jika belum ada keputusan yang bulat dari tiga menteri, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.