Pemerintah Diminta Lebih Prioritaskan Peningkatan Produksi

Pemerintah menyatakan akan menyiapkan beberapa langkah untuk menghadapi krisis pangan global. Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan langkah yang akan dilakukan adalah stabilisasi harga hingga belanja perlindungan sosial. Selain itu, pemerintah juga akan menambah pasokan komoditas pangan seiring adanya supply disruption. Hal itu seiring arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar ketahanan dan produksi dari beberapa komoditas penting, seperti padi, jagung, dan kedelai terus ditingkatkan.

Airlangga menyebut peran dan fungsi dari Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) dan Badan Pangan akan turut diperkuat agar dapat mendukung upaya pengendalian inflasi pangan dalam negeri. Upaya lainnya adalah dengan memperbaiki distribusi logistik agar pasokan komoditas untuk tetap terjaga di berbagai daerah di Indonesia. Sinergi antardaerah menjadi kunci untuk memastikan tidak adanya gangguan pasokan maupun dalam memantau harga agar tetap terjangkau. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya peningkatan inflasi komponen pangan bergejolak pada Juli 2022 yang mencapai 11,47 persen (yoy) atau tertinggi sejak Januari 2014 yang sebesar 11,91 persen (yoy).

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudisthira, mengatakan di tengah ancaman resesi ekonomi, ada 30 negara yang melakukan pembatasan ekspor untuk mencegah krisis pangan, maka sudah saatnya pemerintah memberi perhatian lebih pada sektor pertanian dengan meningkatkan produktivitas. Masalah di sektor pertanian, bukan karena tidak punya alternatif selain bahan pangan impor, tetapi skala produksinya kecil, kemudian akses pasar masih sulit, hingga masalah teknologi pertanian. Selain itu, alokasi subsidi pupuk juga dinaikkan, bukan dipangkas. Pupuk dan pestisida menyumbang biaya yang tidak kecil bagi sektor pangan. “Kalau pemerintah serius urusi pangan, berdayakan BUMN kerja sama dengan para petani di lahan reforma agraria untuk dorong produksi sorgum dan tapioka sebagai pengganti kebergantungan terhadap gandum,” kata Bhima.

Search