Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut target pertumbuhan volume ekonomi digital Indonesia mencapai US$380 miliar atau berkisar Rp5.776 triliun (asumsi kurs Rp15.200 per dolar AS) pada 2030. Saat ini, volume ekonomi digital di Indonesia sudah mencapai US$77 miliar sejak diluncurkan Presiden Joko Widodo 2018 lalu. Artinya, pemerintah ingin volume ekonomi digital melesat hingga lima kali lipat.
Transformasi digital, kata Airlangga, menjadi salah satu kunci daya tahan ekonomi nasional. Indonesia sendiri memiliki peran besar di ASEAN mengingat 40 persen transaksi digital berasal dari Indonesia. Meski demikian, Airlangga menekankan pentingnya penguasaan sains dan teknologi. Ia pun memuji Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang terus mengembangkan Kawasan Sains dan Teknologi STP.
Kawasan Sains dan Teknologi STP sendiri didirikan Pemkot Solo sejak 2009. Pemkot Solo merangkul beberapa perguruan tinggi dan industri dari berbagai wilayah untuk mendirikan pusat-pusat pelatihan di lahan seluas 8,9 hektar itu. Awalnya, STP lebih berorientasi kepada industri manufaktur dan pertambangan. Namun sejak dua tahun terakhir, Pemkot Solo mulai mengembangkan ekonomi digital dengan merangkul pemain-pemain besar di bidang tersebut. Teranyar, pemkot membangun gedung Gumarang dan Sembrani bersama Shopee sebagai sentra pelatihan dan co-working space. Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Handika Jahja perusahaannya memandang Kota Solo berpotensi besar untuk berkembang di ekonomi digital. Selain memiliki SDM yang memadai, Pemkot Solo juga memberi dukungan yang baik untuk pengembangan ekosistem digital.