Pembicaraan Gencatan Senjata Temui Jalan Buntu Bisa Memicu Krisis Kemanusiaan Makin Parah di Gaza

Pembicaraan mengenai gencatan senjata dan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas menemui jalan buntu, Rabu seiring dengan semakin dalamnya krisis kemanusiaan di Gaza yang dikuasai Hamas. Para perunding dari Hamas, Qatar, Mesir dan tanpa kehadiran Israel telah berusaha untuk mengamankan gencatan senjata selama 40 hari sebelum bulan puasa Ramadhan, yang dimulai awal pekan depan. Mereka juga mendesak Hamas untuk menerima persyaratan yang ada di meja perundingan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa sekutunya, Israel,telah bekerja sama dan tawaran rasional telah dibuat untuk gencatan senjata dengan imbalan pembebasan sandera Israel. Amerika Serikat khawatir bahwa konflik Gaza dapat menyebar ke Timur Tengah, terutama setelah serangkaian serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden oleh pasukan Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang bertindak sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Hamas berjanji untuk terus mengambil bagian dalam perundingan Kairo namun para pejabat dalam kelompok itu mengatakan gencatan senjata harus dilakukan sebelum para sandera dibebaskan, pasukan Israel harus meninggalkan Gaza dan semua warga Gaza harus bisa kembali ke rumah-rumah yang mereka tinggalkan. Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan jumlah orang yang dikonfirmasi tewas dalam serangan Israel kini telah melampaui 30.700 orang. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dua warga Palestina, berusia 15 dan 72 tahun, meninggal akibat dehidrasi dan malnutrisi di rumah sakit Al Shifa dan Kamal Adwan pada hari Rabu, meningkatkan jumlah kematian hanya dalam waktu satu minggu menjadi 20 orang

Search