GABUNGAN Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menilai kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi berpengaruh langsung terhadap sektor logistik, yang pada akhirnya berefek domino ke industri makanan dan minuman.
“Hitungan saya, kenaikan harga BBM hanya berdampak pada penambahan biaya sekitar 1%-2% di logistik,” ucap Adhi S Lukman, Ketua Umum Gapmmi. Pelaku industri makanan minuman diharapkan bisa memacu efisiensi. Apalagi, ada faktor pendukung bahwa harga komoditas terkait bahan baku pangan mulai menurun. Gapmmi memprediksikan pelaku industri makanan minuman berskala menengah besar untuk sementara tidak menaikkan harga jual produknya ke konsumen. Hal ini mengingat daya beli masyarakat belum stabil di sepanjang tahun 2022. Konsekuensi kebijakan bisnis tersebut adalah margin dan profitabilitas perusahaan makanan minuman menengah besar akan berkurang.