PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (Persero) mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7 triliun pada 2025 dan 2026. Direktur Utama PT Pelni Tri Andayani mengatakan rincian PMN tersebut adalah Rp2,5 triliun pada 2025 dan Rp4,5 triliun pada 2026. Anda, sapaan akrabnya, mengatakan PMN Rp2,5 triliun yang diajukan tahun ini akan digunakan untuk menambah biaya membeli tiga kapal baru. Harga kapal tersebut sebesar Rp1,5 triliun per unit. Artinya Pelni membutuhkan Rp4, 5 triliun untuk membeli kapal-kapal tersebut. Sumber dana akan berasal dari PMN 2025 sebesar Rp2,5 triliun dan PMN 2024 yang sudah didapatkan Pelni sebesar Rp1,5 triliun. Sementara itu, PMN yang diajukan Rp4,5 triliun pada 2026 akan digunakan untuk membeli tiga kapal baru lainnya.
Namun, Anda mengatakan tambahan total enam kapal itu tidak akan menambah jumlah kapal Pelni yang saat ini sebanyak 26 unit. Kapal tersebut akan menggantikan kapal yang telah berusia lebih dari 30 tahun. Padahal, sambung Anda, Pelni idealnya memiliki 78 kapal untuk menampung jumlah penumpang yang membludak dan mempercepat kedatangan kapal yang saat ini dua minggu sekali. Ia menjelaskan sepanjang 2023 hingga 2024, Pelni telah mengajukan dispensasi penumpang ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebesar 150 persen dari kapasitas penumpang kapal. Karena itu, untuk penambahan kapasitas 50 persen per kapal, maka dibutuhkan tambahan 13 kapal lagi. Sehingga total dibutuhkan 39 kapal. Kemudian jika ingin mempercepat kedatangan kapal menjadi seminggu sekali maka dibutuhkan penambahan kapal dua kali lipat. Sehingga total Pelni membutuhkan 78 kapal.