Pelemahan Rupiah dan Ancaman Resesi Tekan Pergerakan IHSG

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (IHSG) masih terus dibayangi pelemahan nilai tukar rupiah dan ancaman resesi global. Pada perdagangan Selasa (27/9/2022), IHSG terkoreksi 15 poin atau 0,21% ke posisi 7.112, setelah sehari sebelumnya melemah 51 poin atau 0,71% ke level 7.127.

Dalam dua hari terakhir, investor asing juga mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 2,35 triliun. Langkah the Fed menaikkan suku bunga menjadikan nilai tukar dolar AS lebih kuat, yang berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Dan tentunya berimbas pada tekanan di dalam negeri, sehingga mendorong adanya aliran dana keluar, kata Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee kepada Investor Daily, Selasa (27/9/2022).

Hans Kwee menyebut, pasar global masih dihantui kekhawatiran bahwa tingginya inflasi dunia masih berlangsung lama, yang didasari pertimbangan the Fed yang tetap agresif menaikkan suku bunganya. Mereka memperkirakan inflasi baru bisa terkendali pada 2025, sehingga masih ada beberapa kenaikan suku bunga yang dilakukan the Fed. Ini membuyarkan ekspektasi kita bahwa 2024 the Fed akan mulai menurunkan suku bunga. Jadi IHSG terkoreksi karena faktor itu.

Investor juga khawatir setelah melihat Eropa yang semakin dekat dengan resesi, dengan kekhawatiran mereka terhadap biaya energi yang tetap tinggi. Biaya energi yang tinggi ini terutama disebabkan dari Rusia yang memobilisasi militernya untuk menambah kekuatan masuk ke Ukraina.

Search