Harga beras mulai kualitas bawah hingga super atau premium perlahan naik mulai periode Juli hingga September 2022. Hal itu membuat pedagang pasar mulai khawatir. Pasalnya, kenaikan harga beras akan memicu dampak inflasi pangan usai pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Sudaryono, pemerintah patut mewaspadai tren kenaikan harga beras yang bisa semakin meningkat seiring naiknya harga BBM. Jika dibiarkan oleh pemerintah akan memicu inflasi secara nasional. Sudaryono menuturkan, harga beras kualitas bawah dua pekan lalu masih di harga Rp 10 ribu per kilogram (kg), kini harganya naik menjadi Rp 10.500 hingga Rp 11 ribu per kg.
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPNSN) menunjukkan tren kenaikan harga beras untuk semua kualitas, baik bawah, medium, maupun premium. Beras medium, yang banyak dikonsumsi masyarakat sudah menembus harga Rp 12.050 per kg pada 16 September 2022. Beras kualitas bawah juga sudah mencapai Rp 10.950 per kg dan kualitas premium berada di posisi Rp 13 ribu per kg. Sementara untuk stok beras, menurut pedagang sangat melimpah. Pun pasokan dari distributor juga lancar.
Untuk itu, Sudaryono berharap agar pedagang pasar dilibatkan dalam operasi pasar untuk meredam kenaikan harga. Selain itu, pemerintah yang diwakili Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian harus segera berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke daerah-daerah yang harganya terpantau tinggi. Ini harus dilakukan agar inflasi dapat terjaga dan daya beli masyarakat juga stabil.