Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Solo mempersoalkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait spesimen surat suara calon presiden dan wakil presiden yang digunakan saat simulasi pemungutan suara di TPS 3 Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Selasa (30/1). Spesimen surat suara capres-cawapres untuk simulasi dianggap bermasalah karena tidak sesuai dengan surat suara yang akan digunakan saat pemungutan suara yang sebenarnya 14 Februari 2024. Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan surat suara saat simulasi dan pemungutan suara yang sebenarnya akan menimbulkan masalah. Hal itu dikhawatirkan dapat membingungkan masyarakat.
KPU Kota Solo sudah dua kali ini menggelar simulasi di tempat yang sama. Simulasi pertama menuai protes dari berbagai kalangan lantaran KPU menggunakan spesimen surat suara dengan dua pasang capres-cawapres. Rudy curiga KPU sengaja membuat spesimen surat suara capres-cawapres yang berbeda dengan desain aslinya. Mengingat jumlah partai maupun calon di spesimen surat suara untuk calon legislatif di semua tingkatan dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sudah sesuai dengan yang asli. Mantan Wali Kota Solo itu pun mendesak agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendalami permasalahan tersebut. Ia menduga KPU tidak transparan dalam pembuatan spesimen surat suara capres-cawapres di simulasi. Sementara itu, Komisioner KPU Solo Divisi Teknis Penyelenggaraan, Jati Narendra menjelaskan simulasi di TPS 3 Baluwarti diselenggarakan sesuai pedoman dari KPU RI. Jati yakin simulasi tidak akan mempengaruhi hasil Pemilu 14 Februari nanti. Ia juga membantah pernyataan Rudy yang menyebut hanya spesimen surat suara capres-cawapres yang berbeda dengan aslinya.