Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menerima kedatangan politisi PDI-P sekaligus mantan aktivis 1998, Budiman Sudjatmiko, di kediamannya pada Selasa (18/7/2023) malam. Budiman Sudjatmiko memberikan pernyataan dukungannya terhadap Prabowo Subianto, bakal calon presiden sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, sebagai pemimpin Indonesia ke depan. Pernyataan dukungan tersebut terindikasi melawan kebijakan partai yang telah memutuskan untuk mengusung Ganjar Pranowo, sebagai bakal calon presiden 2024. Selain partai, aktivis HAM juga menyesalkan dukungan tersebut karena dinilai tidak empatik terhadap keluarga korban penghilangan paksa 1997/1998 yang belum mendapatkan keadilan hingga saat ini. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan, pertemuan antara Prabowo dan Budiman merupakan silaturahmi untuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P, Komarudin Watubun, mengatakan pihaknya akan segera memanggil Budiman Sudjatmiko untuk meminta klarifikasi. Komarudin mengataknan Budiman tidak bisa berkilah dengan menyatakan bahwa pernyataan itu disampaikan atas nama pribadi. Sebagai pemegang kartu tanda anggota PDI-P, dia semestinya memahami cara berorganisasi dan konsekuensi untuk mematuhi keputusan partai.
Anggota Staf Divisi Pemantauan Impunitas Kontras, Jane Rosalina Rumpia, menyampaikan Komnas HAM telah membuktikan keterlibatan Prabowo dalam penculikan aktivis pada 1997-1998 melalui dokumen Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Dewan mencatat, Prabowo yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus terbukti memerintahkan penculikan terhadap 23 aktivis. Sebanyak sembilan orang di antaranya selamat dan dibebaskan, salah satunya Budiman.