Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menyampaikan bahwa Rakernas PDIP beberapa waktu yang lalu membuahkan rekomendasi penting, salah satunya mandat Ketua Umum PDIP kepada Puan Maharani untuk menjalin komunikasi dengan para ketum partai. Gerakan PDIP untuk membangun komunikasi ke partai-partai sedikit-banyak akan memberi pengaruh bagi dinamika koalisi yang mulai mengerucut di beberapa koalisi. Beberapa koalisi sudah mengerucut, diantaranya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Kemudian, adanya komunikasi intensif “Koalisi Gondangdia” bersama Nasdem, Demokrat, dan PKS. Namun, semuanya masih cair karena masa pendaftaran capres-cawapres belum dibuka oleh KPU.
Menurut Agung, kepiawaian Puan meretas koalisi dinantikan. Karena untuk menghasilkan kemenangan berturut-turut dalam konteks pileg dan pilpres, PDIP tak bisa sendirian. Saat ini ketika dalam berbagai temuan rilis lembaga survei kredibel terbaru, bahwa elektabilitas PDIP masih di peringkat teratas, tetapi menghadapi kompleksitas saat berbicara figur capres yang akan diusung karena ada sosok Puan dan Ganjar. Pada tahap ini, tugas Puan sesungguhnya adalah memastikan siapa sosok capres yang tepat. Agung menilai, kalkulasi politik sementara ini, pertama, saat Puan sebagai Capres, maka peluang terbesar untuk berkoalisi terbuka ke KIB, yang resmi menyampaikan nama capres maupun cawapres. Kedua, jika Puan sebagai cawapres, maka selain KIB, ada KIR yang menguat bersama Prabowo sebagai Capres, termasuk Koalisi Gondangdia yang membawa Anies sebagai capres rekomendasi.
Tugas Puan belum selesai walaupun sudah meretas koalisi dan menimbang posisi sebagai capres atau cawapres, karena jika sudah batas waktu dan elektabilitas dirinya tak kunjung membaik, Puan harus rela melepas posisi capres atau cawapres kepada Ganjar. Ini demi mendapatkan coattail effect yang sudah diraih sementara ini dan semakin maksimal untuk memastikan kemenangan hattrick di pemilu 2024.