Harga beras di sejumlah wilayah di Jawa Tengah melambung setidaknya sejak sebulan terakhir. Setelah beras hasil panen raya masuk ke pasar, diharapkan harga kembali normal. Berdasarkan data Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi Jawa Tengah pada Minggu (12/2/2023), rata-rata harga beras medium Rp 10.714 per kilogram. Harga beras medium tertinggi berada di Kota Tegal, yakni Rp 12.500 per kg, dan terendah di Cilacap sebesar Rp 10.333 per kg. Rata-rata harga beras premium di Jawa Tengah tcrcatat Rp 11.907 per kg. Ilarga beras premium tertinggi di Kota Tegal Rp 14.000 per kg dan terendah di Cilacap sebesar Rp 11.167 per kg. Pemerintah dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017 menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras medium di tingkat konsumen Rp 9.450-Rp 10.250 per kg dan HET beras premium di tingkat konsumen sebesar Rp 9.450-Rp 10.250 per kg. Harga itu menyesuaikan wilayah. Tingginya harga beras medium dan premium, disebut pedagang pasar, telah berlangsung sebulan terakhir.
Sejak tahun 2000 saya jualan beras, baru kali ini harganya setinggi ini. Kalaupun naik, biasanya masih di bawah Rp 10.500 per kilogram, kata Arifiyah (45), pedagang beras di Pasar Pagi Kota Tegal, saat dihubungi, Minggu siang. Ia kini mengurangi pembelian beras. Biasanya, dia membeli 15 kantong beras atau sekitar 375 kg untuk dijual selama sepekan. Kini, ia hanya membeli 10 kantong beras. Arifiyah biasanya membeli di Pasar Beras Martoloyo, Kota Tegal.
Menurut pedagang beras di Martoloyo, suplai beras dari petani berkurang karena gabah yang dipanen pada Januari belum kering lantaran kendala cuaca. Biasanya gabah baru akan digiling setelah mencapai tingkat kekeringan tertentu. Mahalnya beras di Jawa Tengah menjadi ironi. Sebab, beberapa daerah yang menjadi lumbung padi sudah mulai panen sejak Januari, seperti Grobogan, Blora, Pati, Demak, dan Sragen. Pada masa panen raya Januari-Maret 2023, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah memperkirakan luas lahan panen padi 669.364 hektar dengan produktivitas sekitar 3 juta ton.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo optimistis gabah hasil panen dari sejumlah daerah bisa segera digiling dan disuplai ke pasar. Dalam sepekan kedepan, harga beras di Jawa Tengah ditargetkan bisa kembali normal. Terkait kendala cuaca, dia meminta agar petani memanfaatkan mesin pengering. Dia menambahkan, operasi pasar oleh Bulog dengan menggunakan cadangan beras pemerintah dilakukan beberapa hari terakhir untuk mengendalikan harga beras. Cadangan beras di Jawa Tengah saat ini 17.500 ton. Untuk operasi pasar, setiap hari dikeluarkan sekitar 500 ton per hari, kata Ganjar.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, pada 2020-2022 produktivitas padi di wilayah tersebut tergolong fluktuatif. Pada 2020, produktivitas padi di Jawa Tengah 9,4 juta ton. Pada 2021 dan 2022 masing-masing sebesar 9,6 juta ton dan 9,5 juta ton. Tahun ini, produktivitas padi digenjot melalui optimalisasi lahan. Lahan yang sudah selesai dipanen bisa langsung diolah kembali untuk penanaman padi. Pada Maret ini rata-rata sudah selesai panen sehingga diharapkan bisa segera diolah untuk musim tanam selanjutnya. Hal ini agar September sudah bisa memasuki musim tanam ketiga dan bisa panen pada Desember, ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Supriyanto