Kelompok Hizbullah Lebanon melancarkan operasi udara terbesar mereka, dengan mengirimkan drone-drone bersenjata ke basis intelijen militer Israel di puncak gunung di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Insiden ini adalah yang terbaru di tengah peningkatan serangan lintas perbatasan yang telah memicu kekhawatiran global. Mengumumkan “operasi terbesar” yang dilakukan oleh kekuatan udaranya, Hezbollah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya mengirim “skuadron drone yang berulang kali dan berturut-turut untuk menargetkan pusat pengintaian” di Gunung Hermon.
Serangan di Gunung Hermon tersebut menargetkan sistem intelijen, “menghancurkannya dan memicu kebakaran besar,” kata Hezbollah. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengunjungi pasukan di Gunung Hermon pada Minggu. Dalam dua pernyataan tambahan, militer Israel mengatakan bahwa pertahanan udaranya “berhasil mencegat” beberapa “target udara” yang melintasi perbatasan dari Lebanon setelah sirene berbunyi di wilayah Dataran Tinggi Golan. Sepanjang hari Minggu, Hizbollah mengumumkan empat serangan lagi terhadap situs-situs militer Israel di seberang perbatasan dengan hujan roket serta beberapa rudal yang dipandu. Otoritas Israel melaporkan empat orang terluka.
Gallant, dalam sebuah video dari Gunung Hermon, mengatakan bahwa “meskipun ada gencatan senjata” di Gaza, “kami akan terus bertempur dan melakukan segala yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan” dalam kampanye melawan Hizbollah. Kekerasan lintas perbatasan ini telah menewaskan setidaknya 497 orang di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang tetapi juga termasuk 95 warga sipil, menurut hitungan AFP. Di sisi Israel, setidaknya 16 tentara dan 11 warga sipil telah tewas, menurut otoritas. Puluhan ribu penduduk telah mengungsi dari daerah perbatasan di Lebanon selatan dan Israel utara.