Pakar: Kenaikan Suku Bunga AS Berdampak Negatif pada Ekonomi Global

James Morrison, seorang profesor di Departemen Hubungan Internasional di London School of Economics and Political Science, mengatakan kenaikan suku bunga AS akan berdampak negatif terhadap ekonomi global, dan ini adalah salah satu keadaan sulit di mana sentralitas dolar AS memaksakan banyak pilihan sulit pada ekonomi dan pembuat kebijakan lain. Federal Reserve AS berada pada siklus kenaikan suku bunga yang agresif. Pada Rabu (27/7/2022), the Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, sehingga total kenaikan suku bunga sejak Maret menjadi 225 basis poin.

James menyebut dengan The Fed menaikkan suku bunga, akan mempersulit pemerintah dan ekonomi lain untuk meminjam di pasar terbuka untuk membiayai defisit anggaran. Ini akan meningkatkan biaya pinjaman mereka dan itu akan menyedot uang dari perekonomian dalam jangka panjang. Disebutkan jika ini semua keseimbangan yang rapuh. “Jika the Fed bergerak terlalu cepat, kita bisa bergerak ke dalam resesi dan jika mereka bergerak terlalu lambat, maka ada masalah inflasi”, terang James.

Mengenai dampak kenaikan suku bunga AS di pasar negara berkembang, pakar tersebut mengatakan negara-negara berkembang berada di bawah kekuasaan dolar AS. Penguatan dolar AS membuat sangat sulit bagi negara berkembang untuk membayar utang dalam mata uang dolar. Dalam kasus lain, negara-negara yang dulu mengandalkan impor murah mungkin menghadapi kesulitan karena dolar menguat dan pola pergeseran perdagangan global yang sesuai. Secara lebih substantif, implikasi sebenarnya adalah bahwa hal tersebut akan mempengaruhi pola perdagangan antara AS dan Uni Eropa dan juga pola investasi, tidak hanya antara dua ekonomi besar ini, tetapi antara kedua ekonomi dan seluruh dunia.

Search